Rabu, 02 Agustus 2017

Al-Qur'an Mukjizat Paling Agung Kepada Nabi Muhammad saw Bagian 0009







AL-QUR'AN MU'JIZAT PALING AGUNG KEPADA NABI MUHAMMAD SAW 



الْحَدِيثُ الثَّالِثُ : حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ بن سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 《 مَا مِنَ الْأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلَّا أُعْطِيَ مَا مِثْلُهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ، وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ، فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ 》 

Hadits yang ke tiga : Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah Bin Yusuf, telah menceritakan kepada kami Allaits Bin Sa'id Al-Maqburi, dari ayahnya, dari Abi Hurairah ra, ia berkata : Nabi saw bersabda : 《 Tidak ada seorang Nabi pun kecuali telah diberi keistimewaan khusus yang tidak menyerupainya sehingga manusia beriman atasnya dan ada pun yang di berikan kepadaku adalah wahyu yang Allah turunkan kepadaku, maka aku berharap bahwa aku menjadi Nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat 》 

وَرَوَاهُ أَيْضًا فِي كِتَابِ [ الِاعْتِصَامِ ] عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَمُسْلِمٌ وَالنَّسَائِيُّ عَنْ قُتَيْبَةَ جَمِيعًا، عَنِ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ وَاسْمُهُ كَيْسَانُ الْمَقْبُرِيُّ بِهِ 

Dan di riwayatkan juga dalam Kitab [ AL-I'TISHAM ] dari 'Abdil 'Aziz Bin 'Abdillah dan di riwayatkan Imam Muslim dan An-Nasa'i, dari Qutaibah secara keseluruhan dengan jalur dari Al-Laits Bin Sa'di, dari Sa'id Bin Abi Sa'id, dari ayahnya dan namanya Kaisan Al-Maqburiy  

وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ فَضِيلَةٌ عَظِيمَةٌ لِلْقُرْآنِ الْمَجِيدِ عَلَى كُلِّ مُعْجِزَةٍ أُعْطِيَهَا نَبِيٌّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ، وَعَلَى كُلِّ كِتَابٍ أَنْزَلَهُ 

Dan dalam Hadits ini terdapat ke utamaan yang agung pada Al-Qur'an Al-Majid atas semua Mu'jizat yang diberikan pada Nabi-Nya dari para Nabi dan atas semua Kitab yang di turunkannya 

وَذَلِكَ أَنَّ مَعْنَى الْحَدِيثِ : مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا أُعْطِيَ مِنَ الْمُعْجِزَاتِ مَا آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ، أَيْ : مَا كَانَ دَلِيلًا عَلَى تَصْدِيقِهِ فِيمَا جَاءَهُمْ بِهِ وَاتَّبَعَهُ مَنِ اتَّبَعَهُ مِنَ الْبَشَرِ 

Dan hal itu adalah bahwa makna Hadits tersebut : tidak ada dari seorang Nabi pun kecuali Allah memberi dari Mu'jizat agar ummat manusia dapat meyakini atasnya, maksudnya : ada suatu dalil atas membenarkannya dalam apa yang datang pada mereka dengannya dan di ikutinya, siapa yang dapat di ikutinya dari seorang manusia 

ثُمَّ لَمَّا مَاتَ الْأَنْبِيَاءُ لَمْ يَبْقَ لَهُمْ مُعْجِزَةٌ بَعْدَهُمْ إِلَّا مَا يَحْكِيهِ أَتْبَاعُهُمْ عَمَّا شَاهَدَهُ فِي زَمَانِهِ 

Kemudian ketika para Nabi meninggal, maka tidak tetap pada mereka sebuah Mu'jizat setelah mereka kecuali apa yang di kisahkannya oleh para pengikut mereka dari apa yang di saksikannya pada masanya 

فَأَمَّا الرَّسُولُ الْخَاتَمُ لِلرِّسَالَةِ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Maka adapun seorang Rasul sebagai penutup pada sebuah Risalah adalah Nabi Muhammad saw 

فَإِنَّمَا كَانَ مُعْظَمُ مَا آتَاهُ اللَّهُ وَحَيًا مِنْهُ إِلَيْهِ مَنْقُولًا إِلَى النَّاسِ بِالتَّوَاتُرِ، فَفِي كُلِّ حِينٍ هُوَ كَمَا أَنْزَلَ 

Maka sesungguhnya ada ke agungan yang di turunkan dari Allah adalah wahyu kepada Nabi saw agar di bawakan kepada manusia dengan cara berangsur-angsur, maka dalam setiap periode tidak berubah sebagaimana yang di turunkan 

فَلِهَذَا قَالَ : 《 فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا 》 

Maka untuk ini, Nabi saw bersabda : 《 maka aku berharap bahwa aku menjadi Nabi yang paling banyak pengikutnya 》 

وَكَذَلِكَ وَقَعَ، فَإِنَّ أَتْبَاعَهُ أَكْثَرُ مِنْ أَتْبَاعِ الْأَنْبِيَاءِ لِعُمُومِ رِسَالَتِهِ وَدَوَامِهَا إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ، وَاسْتِمْرَارِ مُعْجِزَتِهِ 

Dan begitu besar pengaruh Nabi saw, maka bahwa pengikutinya yang paling banyak dari pengikut para Nabi lainnya karena ke umuman Risalahnya dan ketetapan Syari'atnya sampai pada waktu bangun ( hari kiamat ) dan Mu'jizatnya tetap berlanjut 

وَلِهَذَا قَالَ اللَّهُ : ﴿ تَبَارَكَ الَّذِي نزلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا ﴾. [ الْفُرْقَانِ : ١ ] 

Dan untuk ini Allah berfirman : ﴾ Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan ( Al-Qur'an ) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam ﴿. [ QS. Al-Furqan : 1 ] 

وَقَالَ تَعَالَى : ﴿ قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا ﴾. [ الْإِسْرَاءِ : ٨٨ ] 

Dan Firman Allah Ta'ala : ﴾ Katakanlah : Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain ﴿. [ QS. Al-Isra' : 88 ] 

ثُمَّ تَقَاصَرَ مَعَهُمْ إِلَى عَشْرِ سُوَرٍ مِنْهُ 

Kemudian manusia tidak mampu bersama mereka pada sepuluh surat dari mendatangkan semisal Al-Qur'an 

فَقَالَ : ﴿ أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ ﴾. [ هُودٍ : ١٣ ] 

Maka Allah berfirman : ﴾ Bahkan mereka mengatakan : Muhammad telah membuat-buat Al-Qur'an itu, Katakanlah : ( kalau demikian ), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang di buat-buat yang menyamainya dan panggilah orang-orang yang kamu sanggup ( memanggilnya ) selain Allah, jiia kamu memang orang-orang yang benar ﴿. [ QS. Hud : 13 ] 

ثُمَّ تَحَدَّاهُمْ إِلَى أَنْ يَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ فَعَجَزُوا 

Kemudian Allah menantang mereka sampai untuk mendatangkan dengan satu surat dari yang serupa Al-Qur'an, maka mereka tidak mampu 

فَقَالَ : ﴿ أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ ﴾. [ يُونُسَ : ٣٨ ]  

Maka Allah berfirman : ﴾ Atau ( patutkah ) mereka mengatakan : Muhammad membuat-buatnya, Katakanlah : kalau benar yang kamu katakan itu, maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil ( untuk membuatnya ) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar ﴿. [ QS. Yunus : 38 ] 

وَقَصَرَ التَّحَدِّيَ عَلَى هَذَا الْمَقَامِ فِي السُّوَرِ الْمَكِّيَّةِ كَمَا ذَكَرْنَا وَفِي الْمَدَنِيَّةِ أَيْضًا، كَمَا فِي سُورَةِ الْبَقَرَةِ 

Dan Allah membatasi orang yang menantang atas ini, seperti yang telah di tempatkan dalam Surat Makkiyah sebagaimana yang kami sebutkan dan juga dalam Surat Madaniyah, Sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah 

حَيْثُ يَقُولُ تَعَالَى : ﴿ وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نزلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ ۞ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ ﴾. [ الْبَقَرَةِ : ٢٣-٢٤ ] 

Dimana Firman Allah Ta'ala : ﴾ Dan jika kamu ( tetap ) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami ( Muhammad ), buatlah satu surat saja yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar * Maka jika kamu tidak dapat membuatnya dan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang di sediakan bagi orang-orang kafir ﴿. [ QS. Al-Baqarah : 23-24 ] 

Jumat, 21 Juli 2017

Al-Qur'an Di Turunkan Melalui Jibril As Bagian 0008





AL-QUR'AN DI TURUNKAN MELALUI JIBRIL AS



الْحَدِيثُ الثَّانِي : وَقَالَ الْبُخَارِيُّ : حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ قَالَ : سَمِعْتُ أَبِي عَنْ أَبِي عُثْمَانَ قَالَ : أُنْبِئْتُ أَنَّ جِبْرِيلَ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِنْدَهُ أُمُّ سَلَمَةَ، فَجَعَلَ يَتَحَدَّثُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 《 مَنْ هَذَا ؟ 》 أَوْ كَمَا قَالَ، قَالَتْ : هَذَا دِحْيَةُ الْكَلْبِيُّ، فَلَمَّا قَامَ قُلْتُ : وَاللَّهِ مَا حَسِبْتُهُ إِلَّا إِيَّاهُ، حَتَّى سَمِعْتُ خُطْبَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخبر خَبر جِبْرِيلَ 

Hadits Ke dua : Dan berkata Imam Bukhari : Telah menceritakan kepada kami Musa Bin Isma'il, telah menceritakan kepada kami Mu'tamir, ia berkata : aku mendengar bapakku, dari 'Utsman, ia berkata : aku di kabari bahwa Malaikat Jibril sa mendatangi Nabi saw dan di sampingnya ada Ummu Salamah, maka Jibril as berkata kepada Nabi saw, maka Jibril as berbicara dan pergi, maka Nabi saw bersabda : 《 Siapakah ini ? 》 atau sebagaimana yang beliau sabdakan, Abu 'Utsman berkatan : ini adalah DIYAH yaitu Khalifah Al-Kalbiy, maka ketika beranjak bangun, saya berkata : Demi Allah, tidaklah aku menganggapnya kecuali terhadap Jibril sehingga aku mendengar Khatbah Nabi saw yang menyampaikan berita tentang Jibril 

وَهَكَذَا رَوَاهُ أَيْضًا فِي عَلَامَاتِ النُّبُوَّةِ عَنْ عَبَّاسِ بْنِ الْوَلِيدِ النَّرْسِيِّ، وَمُسْلِمٌ فِي فَضَائِلِ أُمِّ سَلَمَةَ عَنْ عَبْدِ الْأَعْلَى بْنِ حَمَّادٍ [ وَمُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْأَعْلَى ] كُلُّهُمْ عَنْ مُعْتَمِرِ بْنِ سُلَيْمَانَ بِهِ 

Dan demikian juga yang di riwayatkannya dalam Bab tanda-tanda Kenabian, dari 'Abbas Bin Al-Walid An-Narsiyyi dan Imam Muslim meriwayatkan dalam Keutamaan Ummu Salamah, dari Abdil A'la Bin Hammad dan [ Muhammad Bin 'Abdil A'la ] mereka semua dengannya dari jalur Mu'tamir Bin Sulaiman 

وَالْغَرَضُ مِنْ إِيرَادِ هَذَا الْحَدِيثِ هَاهُنَا أَنَّ السَّفِيرَ بَيْنَ اللَّهِ وَبَيْنَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَهُوَ مَلَكٌ كَرِيمٌ ذُو وَجَاهَةٍ وَجَلَالَةٍ وَمَكَانَةٍ 

Dan maksud dari pernyataan ini tentang hadits disini bahwa penghubung antara Allah dan antara Nabi Muhammad saw adalah Malaikat Jibril as dan Jibril as adalah malaikat yang mulia dan memiliki ke unggulan dan ke agungan dalam kedudukannya 

كَمَا قَالَ : ﴿ نزلَ بِهِ الرُّوحُ الأمِينُ ۞ عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ ﴾ [ الشُّعَرَاءِ : ١٩٣-١٩٤ ] 

Sebagaimana Firman Allah : ﴾ Dia di bawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) * kedalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan ﴿. [ QS. Asy-Syu'ara : 193-194 ] 

وَقَالَ تَعَالَى : ﴿ إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ ۞ ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ ۞ مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ ۞ وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ ﴾ الْآيَاتِ [ التَّكْوِيرِ : ١٩-٢٢ ] 

Dan Firman Allah Ta'ala : ﴾ Sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang di bawa oleh) utusan yang mulia (Jibril) * Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arasy * Yang di ta'ati di sini (di alam Malaikat) lagi di percaya * Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-sekali orang yang gila ﴿. [ QS. At-Takwir : 19-22 ] 

فَمَدَحَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدَيْهِ وَرَسُولَيْهِ جِبْرِيلَ وَمُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَنَسْتَقْصِي الْكَلَامَ عَلَى تفسير هذا الكتاب فِي مَوْضِعِهِ إِذَا وَصَلْنَا إِلَيْهِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى وَبِهِ الثِّقَةُ 

Maka segala puji pada Allah, yang telah memberi keberkahan dan meninggikan hamba-hamba-Nya dan Rasul-rasul-Nya dan Jibril dan Muhammad saw. Dan kami telah menguji yang membicarakan atas penjelasan pada Kitab ini pada tempatnya, jika kami sampai menjelaskan ke sana, In Sya Allah, dan dengannya akan memiliki kepercayaan 

وَفِي الْحَدِيثِ فَضِيلَةٌ عَظِيمَةٌ لِأُمِّ سَلَمَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَمَا بَيَّنَهُ مُسْلِمٌ رَحِمَهُ اللَّهُ لِرُؤْيَتِهَا لِهَذَا الْمَلَكِ الْعَظِيمِ 

Dan dalam hadits tersebut ada ke utamaan yang besar untuk Ummu Salamah ra, sebagaimana penjelasannya Imam Muslim Rahimahullah pada pandangannya karena memiliki ke agungan ini 

وَفَضِيلَةٌ أَيْضًا لِدِحْيَةَ بْنِ خَلِيفَةَ الْكَلْبِيِّ وَذَلِكَ أَنَّ جِبْرِيلَ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، كَانَ كَثِيرًا مَا يَأْتِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى صُورَةِ دِحْيَةَ وَكَانَ جَمِيلَ الصُّورَةِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ 

Dan ini juga merupakan ke utamaan untuk Dihyah Bin Khalifah Al-Kalbiy dan itu adalah bahwa Jibril as, seperti ini sering kali Rasulullah saw bersabda atas gambaran Dihyah dan ada pun gambaran Dihyah ra adalah seorang yang tampan 

وَكَانَ مِنْ قَبِيلَةِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ الْكَلْبِيِّ، كُلُّهُمْ يُنْسَبُونَ إِلَى كَلْبِ بْنِ وَبْرَةَ وَهُمْ قَبِيلَةٌ مِنْ قُضَاعَةَ 

Dan ada pun Dihyah adalah dari Qabilah Usamah Bin Zaid Bin Haritsah Al-Kalbiy, mereka semua di nasabkan pada Kalbi Bin Wabrah dan mereka adalah seorang Qabilah dari Qudha'ah 

وَقُضَاعَةُ قِيلَ : إِنَّهُمْ مِنْ عَدْنَانَ، وَقِيلَ : مِنْ قَحْطَانَ، وَقِيلَ : بَطْنٌ مُسْتَقِلٌّ بِنَفْسِهِ، وَاللَّهُ أعلم 

Dan dikatakan Qudha'ah : sesungguhnya mereka dari 'Adnan dan dikatakan pula : dari Qahthan dan di katakan juga : tertutup bebes pada dirinya, Allah lebih mengetahui 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 19 

Wallahu A'lam Bish-Showab 

Rabu, 19 Juli 2017

Macam-Macam Ayat Atau Surat Makkiyah Dan Madhaniyah Bagian 0007






MACAM-MACAM SURAT ATAU AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYYAH 



وَقَالَ أَبُو عُبَيْدٍ : حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بن 

Dan berkata Abu 'Ubaid : Telah menceritakan kepada kamu 'Abdullah Bin 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 18 

صالح، عن معاوية بن صالح بن عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، قَالَ : نَزَلَتْ بِالْمَدِينَةِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ، وَآلِ عِمْرَانَ، وَالنِّسَاءِ، وَالْمَائِدَةِ، وَالْأَنْفَالِ، وَالتَّوْبَةِ، وَالْحَجِّ، وَالنُّورِ، وَالْأَحْزَابِ ﴿ وَالَّذِينَ كَفَرُوا﴾، وَالْفَتْحِ، وَالْحَدِيدِ، وَالْمُجَادَلَةِ، وَالْحَشْرِ، وَالْمُمْتَحِنَةِ، وَالْحَوَارِيُّونَ، وَالتَّغَابُنِ، وَ ﴿ يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ ﴾ و ﴿ يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ ﴾ وَالْفَجْرِ، ﴿ وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى ﴾ وَ ﴿ إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴾ وَ ﴿ لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا ﴾ وَ ﴿ إِذَا زُلْزِلَتِ ﴾ وَ ﴿ إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ ﴾ وَسَائِرُ ذَلِكَ بِمَكَّةَ 

Shalih, dari mu'awiyah Bin Shalih Bin Abi Thalhah, ia berkata : Surat yang turun di madinah adalah Surat Al-Baqarah dan Surat Al-Imran dan Surat An-Nisa' dan Surat Al-Maidah dan Surat Al-Anfal dan Surat At-Taubah dan Surat Al-Hajj dan Surat An-Nuur dan Surat Al-Ahzab dan ayat yang berbunyi : ﴾ Dan adapun orang-orang yang kafir ﴿ dan Surat Al-Fath dan Surat Al-Hadid dan Surat Al-Mujadalah dan Surat Al-Hasyr dan surat Al-Mumtahinah dan Ayat Al-Hawariyyun dan Ayat Al-Taghabun dan ayat yang berbunyi : ﴾ Hai Nabi, jika kamu menceraikan istri-istrimu ﴿ dan ayat yang berbunyi : ﴾ Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan ﴿ dan Surat Al-Fajr dan Ayat yang berbunyi : ﴾ Demi malam, apabila menutupi (Cahaya Siang ) ﴿ dan ayat yang berbunyi : ﴾ Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Qur'an) saat Lailatul Qadar ﴿ dan ayat yang berbunyi : ﴾ Orang-orang kafir ﴿ dan ayat yang berbunyi : ﴾ Apabila di guncangkan ﴿ dan ayat yang berbunyi : ﴾ Apabila telah datang pertolongan Allah ﴿ dan selain surat dan ayat itu adalah turun di Makkah 

وَهَذَا إِسْنَادٌ صَحِيحٌ عَنِ ابْنِ أَبِي طَلْحَةَ مَشْهُورٌ، وَهُوَ أَحَدُ أَصْحَابِ ابْنِ عَبَّاسٍ الَّذِينَ رَوَوْا عَنْهُ التَّفْسِيرَ، وَقَدْ ذَكَرَ فِي الْمَدَنِيِّ سُوَرًا فِي كَوْنِهَا مَدَنِيَّةً نَظَرٌ، وَفَاتَهُ الْحُجُرَاتِ وَالْمُعَوِّذَاتِ 

Dan ini yang masyhur adalah Sanadnya Shahih dari Ibnu Abi Thalhah yaitu salah satu Ashhab Ibnu Abbas yang meriwayatkan darinya dalam kitab tafsirnya dan sungguh di sebutkan dalam kitab 《 AL-MADANI 》 tentang pandangan suatu surat yang turun di madinah dan sampai selesai yaitu surat Al-Hujurat dan Surat Al-Ikhlas dan Surat Al-Falaq 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 19 

Wallahu A'lam Bishowab 

Minggu, 14 Mei 2017

Pengertian Surat Makkiyah Dan Surat Madaniyyah Bagian 0006




PENGERTIAN SURAT MAKKIYAH DAN SURAT MADANIYYAH



فَالْمَكِّيُّ : مَا نَزَلَ قَبْلَ الْهِجْرَةِ، وَالْمَدَنِيُّ : مَا نَزَلَ بَعْدَ الْهِجْرَةِ، سَوَاءٌ كَانَ بِالْمَدِينَةِ أَوْ بِغَيْرِهَا مِنْ أَيِّ الْبِلَادِ كَانَ، حَتَّى وَلَوْ كَانَ بِمَكَّةَ أَوْ عَرَفَةَ 

Maka Surat Makkiyah : suatu ayat yang di turunkan sebelum hijrah dan Surat Madaniyyah : suatu Surat di turunkan setelah hijrah, sama ketika ada di Madinah atau di tempat yang lainnya dari apa yang ada di negara sehingga seandainya ada di Makkah atau di 'Arafah 

وَقَدْ أَجْمَعُوا عَلَى سُوَرٍ أَنَّهَا مِنَ الْمَكِّيِّ وَأُخَرَ أَنَّهَا مِنَ الْمَدَنِيِّ، وَاخْتَلَفُوا فِي أُخَرَ، وَأَرَادَ بَعْضُهُمْ ضَبْطَ ذَلِكَ بِضَوَابِطَ فِي تَقْيِيدِهَا عُسْرٌ وَنَظَرٌ 

Dan sungguh mereka bersepakat atas surat Al-Qur'an, sesungguhnya dari Surat Makkiyah dan yang lain bahwasannya dari Surat Madaniyyah dan mereka berbeda pendapat dalam yang terakhir dan sebagian mereka menginkan menjaga hal itu dengan menjaga dalam pengamatannya yang sulit dan meninjau 

وَلَكِنْ قَالَ بَعْضُهُمْ : كُلُّ سُورَةٍ فِي أَوَّلِهَا شَيْءٌ مِنَ الْحُرُوفِ الْمُقَطَّعَةِ فَهِيَ مَكِّيَّةٌ إِلَّا الْبَقَرَةَ وَآلَ عِمْرَانَ، كَمَا أَنَّ كُلَّ سُورَةٍ فِيهَا : ﴿ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ﴾ فهي مدنية 

Dan tapi sebagian mereka berkata : setiap surat dalam suatu permulaannya terdiri dari huruf Muqath-tha'ah, maka huruf Muqath-tha'ah itu adalah ada pada surat Makkiyah kecuali Surat Al-Baqarah dan Al-'Imran, sebagaimana bahwa setiap Surat di dalamnya ada : ﴾ Wahai orang-orang yang beriman ﴿. Maka ia adalah surat Madaniyah 

وما فيها : ﴿ يَاأَيُّهَا النَّاسُ ﴾ فَيُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ مِنْ هَذَا وَمِنْ هَذَا، وَالْغَالِبُ أَنَّهُ مَكِّيٌّ 

Dan apa yang di dalamnya ada : ﴾ Wahai manusia ﴿ maka mampu untuk melakukan dari ini dan dari ini dan bahwasannya yang mengalahkan surat makkiyyah 

وَقَدْ يَكُونُ مَدَنِيًّا كما في البقرة : ﴿ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴾ [ البقرة : ٢١ ] 

Dan sungguh surat Madaniyyah, sebagaimana dalam surat Al-Baqarah : ﴾ Wahai manusia, sembahlaj Ruhanmu yabg telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa ﴿. [ QS. Al-Baqarah : 21 ] 

﴿ يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ ﴾ [ الْبَقَرَةِ : ١٦٨ ] 

﴾ Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal dari apa-apa yang terdapat di muka bumi lagi baik dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan sesungguhnya ia menjadi musuh yang nyata bagimu ﴿. [ QS. Al-Baqarah : 168 ] 

قَالَ أَبُو عُبَيْدٍ : حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا مَنْ سَمِعَ الْأَعْمَشَ يُحَدِّثُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَلْقَمَةَ : كُلُّ شَيْءٍ فِي الْقُرْآنِ : ﴿ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ﴾ فَإِنَّهُ أُنْزِلَ بِالْمَدِينَةِ، وَمَا كَانَ : ﴿ يَاأَيُّهَا النَّاسُ ﴾ فَإِنَّهُ أُنْزِلَ بِمَكَّةَ 

Berkata Abu 'Ubaid : Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami, orang yang mendengar Al-A'masy menceritakan dari Ibrahim Bin 'Al-Qamah : setiap sesuatu dalam Al-Qur'an : ﴾Wahai orang-orang yang beriman ﴿ maka sesungguhnya di turunkan di Madinah dan apa yang ada : ﴾ Wahai manusia ﴿ maka sesungguhnyandi turunkan di Makkah 

ثُمَّ قَالَ : حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مَعْبَدٍ، عَنْ أَبِي الملَيْح، عَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْران، قَالَ : مَا كَانَ فِي القرآن : ﴿ يَاأَيُّهَا النَّاسُ ﴾ وَ ﴿ يَابَنِي آدَمَ ﴾ فَإِنَّهُ مَكِّيٌّ، وَمَا كان : ﴿ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ﴾ فَإِنَّهُ مَدَنِيٌّ 

Kemudiandia berkata : Telah menceritakan kepada kami 'Ali Bin Ma'bad dari Abi Al-Malaih, dari Maimun Bin Mihran, dia berkata : apa yang ada dalam Al-Qur'an : ﴾ Wahai Manusia ﴿ dan ﴾ Wahai anak cucu Adam ﴿ maka sesungguhnya Surat Makkiyah dan apa yang ada dalam surat : ﴾ Wahai orang-orang beriman ﴿ maka sesungguhnya surat Madaniyyah 

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ : إِنَّ بَعْضَ السُّوَرِ نَزَلَ مَرَّتَيْنِ، مَرَّةً بِالْمَدِينَةِ وَمَرَّةً بِمَكَّةَ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ 

Dan dari mereka ada orang yang berkata : sesungguhnya bagian surat di turunkan dua kali, satu kali di Madinah dan satu kali di Makkah, Dan Allah yang lebih mengetahui 

وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَثْنِي مِنَ الْمَكِّيِّ آيَاتٍ يَدَّعِي أَنَّهَا مِنَ الْمَدَنِيِّ، كَمَا فِي سُورَةِ الْحَجِّ وَغَيْرِهَا 

Dan dari mereka ada orang yang mengecualikan dari surat Makkiyyah sebagai tanda-tanda telah di klaim, sesungguhnya dari surat Al-Madaniyyah, sebagaimana dalam surat Al-Hajj dan selainnya 

وَالْحَقُّ فِي ذَلِكَ مَا دَلَّ عَلَيْهِ الدَّلِيلُ الصَّحِيحُ، فَاللَّهُ أَعْلَمُ 

Dan yang benar dalam hal itu apa yang mempertimbangkan atas dalil yang shahih, maka Allah lebih mengetahui 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 18 

Wallahu A'lam Bish-Showab

Selasa, 02 Mei 2017

Keutamaan Al-Qur'an Bagian 0005





KEUTAMAAN AL-QUR'AN 


كِتَابُ فَضَائِلِ الْقُرْآنِ 

Kitab Keutamaan Al-Qur'an 



قَالَ الْبُخَارِيُّ، رَحِمَهُ اللَّهُ : 

Imam Bukhari Rahimahullah berkata : 

كَيْفَ نُزُولُ الْوَحْيِ وَأَوَّلُ مَا نَزَلَ : 

Bagaimana turunnya wahyu dan pertama kali apa yang di turunkan : 

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : الْمُهَيْمِنُ الْأَمِينُ الْقُرْآنُ أَمِينٌ عَلَى كُلِّ كِتَابٍ قَبْلَهُ 

Berkata Ibnu 'Abbas : Al-Muhaimin adalah yang terpercaya, karena Al-Qur'an terpercaya dalam mengimformasikan atas semua kitab yang turun sebelumnya 

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ شَيْبَانَ، عَنْ يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ : أَخْبَرَتْنِي عَائِشَةُ وَابْنُ عَبَّاس،ٍ قَالَا : لَبِثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَكَّةَ عَشْرَ سِنِينَ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ، وَبِالْمَدِينَةِ عَشْرًا 

Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidillah Bin Musa, dari Syaiban, dari Yahya, dari Abi Salamah, dia berkata : telah mengabarkan kepadaku 'Aisyah dan Ibnu 'Abbas, keduanya berkata : Nabi saw berdiam diri di Makkah selama sepuluh tahun dan turunkan kepadanya adalah Al-Qur'an dan di Madinah sepuluh tahun 

ذَكَرَ الْبُخَارِيُّ، رَحِمَهُ اللَّهُ، كِتَابَ 《 فَضَائِلِ الْقُرْآنِ 》 بَعْدَ كِتَابِ التَّفْسِيرِ؛ لِأَنَّ التَّفْسِيرَ أَهَمُّ وَلِهَذَا بَدَأَ بِهِ، [وَنَحْنُ قَدَّمْنَا الْفَضَائِلَ قَبْلَ التَّفْسِيرِ وَذَكَرْنَا فَضْلَ كُلِّ سُورَةٍ قَبْلَ تَفْسِيرِهَا لِيَكُونَ ذَلِكَ بَاعِثًا عَلَى حِفْظِ الْقُرْآنِ وَفَهْمِهِ وَالْعَمَلِ بِمَا فِيهِ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ] 

Imam Bukhari Rahimahullah menyebutkan kitab 《 Keutamaan Al-Qur'an 》 setelah Tafsir Al-Qur'an, karena sesungguhnya tafsir adalah penjelasan yang sangat penting dan karena ini dia memulai dengan penjelasan tafsir Al-Qur'an [ Dan kami telah mendahulukan penjelasan 《 Keutaman Al-Qur'an 》 sebelum menafsirkan Al-Qur'an dan kami menyebutkan ke utamaan semua surat sebelum menafsirkannya karena dengan adanya hal itu, maka akan menjadi pendorong atas menghafal Al-Qur'an dan memahaminya dan mengamalkan dengan apa yang ada dalam Al-Qur'an dan semoga Allah membantunya ] 

وَقَوْلُ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي تَفْسِيرِ الْمُهَيْمِنِ إِنَّمَا يُرِيدُ بِهِ الْبُخَارِيُّ قَوْلَهُ تَعَالَى فِي الْمَائِدَةِ بَعْدَ ذِكْرِ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ : ﴿ وَأَنزلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ﴾ [ الْمَائِدَةِ : ٤٨ ] 

Dan perkataan Ibnu 'Abbas menguasai dalam tafsir yang terpercaya, sesungguhnya itulah yang di inginkan dengannya oleh Imam Bukhari, Firman Allah Ta'ala dalam Surat Al-Maidah setelah di sebutkan tentang Taurat dan Injil : ﴾ Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab ( yang di turunkan sebelumnya ) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu ﴿. [ QS. Al-Maidah : 48 ] 

قَالَ الْإِمَامُ أَبُو جَعْفَرِ بْنُ جَرِيرٍ، رَحِمَهُ اللَّهُ : 

Berkata Imam Abu Ja'far Bin Jarir Rahimahullah : 

حَدَّثَنَا الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ عَنْ عَلِيٍّ٬ يَعْنِي : ابْنَ أَبِي طَلْحَةَ٬ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ : ﴿وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ﴾ قَالَ : الْمُهَيْمِنُ : الْأَمِينُ. قَالَ : الْقُرْآنُ أَمِينٌ عَلَى كُلِّ كِتَابٍ قَبْلَهُ وَفِي رِوَايَةٍ : شَهِيدًا عَلَيْهِ 

Telah menceritakan kepada kami Al-Mutsanna, telah menceritakan kepada kami 'Abdullah Bin Shaleh, telah menceritakan kepadaku Mu'awiyah, dari 'Ali, maksudnya : Ibnu Abi Thalhah, dari Ibnu 'Abbas, dalam firman-Nya Allah : ﴾ dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu ﴿ Ibnu Abbas berkata : Al-Muhaimin adalah yang terpercaya. Ibnu Abbas berkata : Al-Qur'an adalah yang terpecaya dalam mengimformasikan atas semua kitab yang turun sebelumnya dan dalam riwayat yang lain adalah sebagai saksi atasnya 

وَقَالَ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ مِنَ الْأَئِمَّةِ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ السَّبِيعِيِّ، عَنِ التَّمِيمِيِّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ : ﴿وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ﴾. قَالَ : مُؤْتَمَنًا 

Dan berkata Sufyan Ats-Tsauri dan salah satu yang lainnya dari para Imam, dari Abi Ishaq As-Sabi'i, dari At-Tamimi, dari bnu Abbas : ﴾ dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu ﴿. Ibnu Abbas berkata : di percaya oleh kitab-kitab sebelumnya 

وَبِنَحْوِ ذَلِكَ قَالَ مُجَاهِدٌ وَالسُّدِّيُّ وَقَتَادَةُ وَابْنُ جُرَيْجٍ وَالْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ أَئِمَّةِ السَّلَفِ 

Dan seumpama hal itu, berkata Mujahid dan Assuddi dan Qatadah dan Ibnu Juraij dan Al-Hasan Al-Bashri dan selain salah satu dari para Imam Salaf 

وَأَصْلُ الْهَيْمَنَةِ : الْحِفْظُ وَالِارْتِقَابُ، يُقَالُ : إِذَا رَقَب الرَّجُلُ الشَّيْءَ وَحَفِظَهُ وَشَهِدَهُ : قَدْ هَيْمَنَ فُلَانٌ عَلَيْهِ، فَهُوَ يُهَيْمِنُ هَيْمَنَةً وَهُوَ عَلَيْهِ مُهَيْمِنٌ، وَفِي أَسْمَاءِ اللَّهِ تَعَالَى : الْمُهَيْمِنُ، وَهُوَ الشَّهِيدُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، وَالرَّقِيبُ : الْحَفِيظُ بِكُلِّ شَيْءٍ 

Dan Asal AL-MUHAIMANATI adalah penjagaan dan pengawasan, dia berkata : jika seseorang sedang mengawasi sesuatu, maka menjaganya dan menyaksikannya : sungguh telah menjaga Fulan atasnya, maka dia mengawasi yang di pelihara dan dia menyaksikan atasnya dan dalam nama Allah Ta'ala : AL-MUHAIMIN adalah Dzat yang menyaksikan atas setiap suatu perbuatan makhluk-Nya dan AR-ROQIB adalah Dzat yang menjaga pada setiap sesuatu 

وَأَمَّا الْحَدِيثُ الَّذِي أَسْنَدَهُ الْبُخَارِيُّ : أَنَّهُ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، أَقَامَ بِمَكَّةَ عَشْرَ سِنِينَ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ، وَبِالْمَدِينَةِ عَشْرًا، فَهُوَ مِمَّا انْفَرَدَ بِهِ الْبُخَارِيُّ دُونَ مُسْلِمٍ، وَإِنَّمَا رَوَاهُ النَّسَائِيُّ مِنْ حَدِيثِ شَيْبَانَ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْهَا 

Dan Hadits yang di dukungnya oleh Imam Bukhari : Bahwasannya Nabi saw tinggal di Makkah sepuluh tahun dan ketika itu di turunkan atasnya Al-Qur'an dan tinggal di Madinah sepuluh tahun, maka di riwayatkan dari secara menyendiri dengannya oleh Imam Bukhari tanpa Imam Muslim dan sesungguhnya apa yang di riwayatkan An-Nasa'i dari Hadits Syaiban dan dia adalah Ibnu Abdirrahman, dari Yahya dan dia adalah Ibnu Abi Katsir, dari Abi Salamah, darinya 

وَقَالَ أَبُو عُبَيْدٍ الْقَاسِمُ بْنُ سَلَّامٍ : حَدَّثَنَا يَزِيدُ عَنْ دَاوُدَ بن أبي هِنْدٌ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : أُنْزِلَ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، ثُمَّ نَزَلَ بَعْدَ ذلك في عشرين سنة، ثم 

Berkata Abu 'Ubaidil Qasim Bin Sallam : Telah menceritakan kepada kami Yazid, dari Daud Bin Abi Hindun, dari Ikrimah, dari Ibnu 'Abbas, dia berkata : Al-Qur'an itu di turunkan sekaligus kepada para malaikat pencatat di langit dunia pada Lailatul Qadar, setelah itu, Jibril 'Alaihis Salam menyampaikan kepada Rasulullah saw dalam waktu dua puluh tahun, kemudian 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 17 


قَرَأَ : ﴿ وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنزلْنَاهُ تَنزيلا ﴾ [ الْإِسْرَاءِ : ١٠٦ ]. هَذَا إِسْنَادٌ صَحِيحٌ 

Beliau membaca : ﴾ Dan Al-Qur'an telah kami turunkan dengan berangsur- angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan atas manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian ﴿. [ QS. Al-Isra' : 106]. Sanad ini adalah Shahih 


أَمَّا إِقَامَتُهُ بِالْمَدِينَةِ عَشْرًا فَهَذَا مَا لَا خِلَافَ فِيهِ، وَأَمَّا إِقَامَتُهُ بِمَكَّةَ بَعْدَ النُّبُوَّةِ فَالْمَشْهُورُ ثَلَاثَ عَشْرَةَ سَنَةً؛ لِأَنَّهُ، عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ، أُوحِيَ إِلَيْهِ وَهُوَ ابْنُ أَرْبَعِينَ سَنَةً، وَتُوُفِّيَ وَهُوَ ابْنُ ثَلَاثٍ وَسِتِّينَ سَنَةً عَلَى الصَّحِيحِ 

Adapun tinggalnya Nabi saw di Makkah sepuluh tahun, maka ini tidak ada perselisihan di dalamnya dan adapun tinggalnya Nabi saw di Makkah setelah kenabian, maka yang masyhur tiga belas tahun, karena seaungguhnya malaikat Jibril as menyampaikan wahyu kepadanya secara berangsur-angsur dan ketika beliau berumur empat puluh tahun dan beliau meninggal dunia ketika berumur enam puluh tiga tahun, atas pendapat yang shahih 


وَيُحْتَمَلُ أَنَّهُ حَذَفَ مَا زَادَ عَلَى الْعَشْرَةِ اخْتِصَارًا فِي الْكَلَامِ؛ لِأَنَّ الْعَرَبَ كَثِيرًا مَا يَحْذِفُونَ الْكُسُورَ فِي كَلَامِهِمْ، أَوْ أَنَّهُمَا إِنَّمَا اعْتَبَرَا قَرْنَ جِبْرِيلَ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، بِهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ 


فَإِنَّهُ قَدْ رَوَى الْإِمَامُ أَحْمَدُ أَنَّهُ قُرِنَ بِهِ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، مِيكَائِيلُ فِي ابْتِدَاءِ الْأَمْرِ، يُلْقِي إِلَيْهِ الْكَلِمَةَ وَالشَّيْءَ، ثُمَّ قُرِنَ بِهِ جِبْرِيلُ 

Maka sungguh di riwayatkan Imam Ahmad bahwa Malaikat Jibril as merangkai dengannya dan Malaikat Mikail dalam memulai melaksanakan perintah untuk menceritakan kepadanya dengan sepatah kata dan dengan sesuatu, kemudian Malaikat Jibril merangkai dengannya 


وَوَجْهُ مُنَاسَبَةِ هَذَا الْحَدِيثِ بِفَضَائِلِ الْقُرْآنِ : أَنَّهُ ابْتُدِئَ بِنُزُولِهِ فِي مَكَانٍ شَرِيفٍ، وَهُوَ الْبَلَدُ الْحَرَامُ، كَمَا أَنَّهُ كَانَ فِي زَمَنٍ شَرِيفٍ وَهُوَ شَهْرُ رَمَضَانَ، فَاجْتَمَعَ لَهُ شَرَفُ الزَّمَانِ وَالْمَكَانِ 

Dan pandangan pendapat tentang hadits ini sesuai dengan keutamaan Al-Qur'an : bahwasannya dimulailah dengan penurunannya wahyu pada tempat yang mulia dan dia adalah negara haram (Makkah), sebagaimana bahwasannya ada pada zaman yang mulia dan dia adalah bulan Ramadhan, maka berkumpulah kepadanya kemuliaan zaman dan tempat 


وَلِهَذَا يُسْتَحَبُّ إِكْثَارُ تِلَاوَةِ الْقُرْآنِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ؛ لِأَنَّهُ ابْتُدِئَ نُزُولُهُ فِيهِ؛ وَلِهَذَا كَانَ جِبْرِيلُ يُعَارِضُ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في كُلِّ سَنَةٍ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ، فَلَمَّا كَانَ فِي السَّنَةِ الَّتِي تُوُفِّيَ فِيهَا عَارَضَهُ بِهِ مَرَّتَيْنِ تَأْكِيدًا وَتَثْبِيتًا 

Dan karena ini di sunnahkan untuk membaca Al-Qur'an dalam bulan Ramadhan, karena sesungguhnya dimulai penurunannya Al-Qur'an dalam bulan tersebut dan karena ini Malaikat Jibril menampakkan dengan Rasulullah saw dalam setiap tahun pada bulan Ramadhan, maka pada tahun yang ketika wafatnya Rasulullah dalam menampakkan malaikat Jibril untuk mendatangi Rasulullah dengannya dua kali memberikan penegasan dan penetapan 


وَأَيْضًا فِي هَذَا الْحَدِيثِ بَيَانُ أَنَّهُ مِنَ الْقُرْآنِ مَكِّي وَمِنْهُ مَدَنِيٌّ 

Dan juga dalam Hadits ini menyatakan bahwasannya dari Al-Qur'an itu ada Surat Makkiyah dan darinya ada Surat Madaniyyah 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 18 

Wallahu A'lam Bish-Showab 

Kamis, 27 April 2017

Hukum Menafsirkan Al-Qur'an Dengan Pendapatnya Sendiri Bagian 0004





HUKUM MENAFSIRKAN AL-QUR'AN DENGAN PENDAPATNYA SENDIRI



فَأَمَّا تَفْسِيرُ الْقُرْآنِ بِمُجَرَّدِ الرَّأْيِ فَحَرَامٌ، لِمَا رَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ جَرِيرٍ، رَحِمَهُ اللَّهُ، حَيْثُ قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى، هُوَ ابْنُ عَامِرٍ الثَّعْلَبِيُّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : 《 مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ، أَوْ بِمَا لَا يَعْلَمُ، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ 》 

Maka adapun menafsirkan Al-Qur'an hanya dengan pendapat sendiri, maka hukumnya haram, karena apa yang di riwayatkannya Muhammad Bin Jarir Rahimahullah, dimana dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Yahya Bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepadaku Abdul A'laa, dia adalah Ibnu 'Amir Ats-tsa'labi, dari Sa'id Bin Jabir, dari Ibnu 'Abbas, dari Nabi saw, Nabi saw bersabda : 《 Barangsiapa yang berkata mengenai dalam Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri atau dengan apa yang tidak di ketahui, maka hendaklah menempati posisi kursinya dari api neraka 》 

وَهَكَذَا أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ، مِنْ طُرُقٍ، عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ، بِهِ. وَرَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، عَنْ مُسَدَّد، عَنْ أَبِي عَوَانَةْ، عَنْ عَبْدِ الْأَعْلَى، بِهِ 

Dan demikianlah yang di keluarkannya Imam Tirmidzi dan Imam Nasa'i, dari berbagai jalur, dari Sufyan Ats-Tsauri, dengannya, diriwayatkan Abu Daud, dari Musaddad, dari Abi 'Awanah, dari 'Abdil A'la, dengannya 

وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ : هَذَا حَدِيثٌ حَسَنْ 

Dan berkata Imam Tirmidzi : Hadits ini adalah Hasan 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 10

وَهَكَذَا رَوَاهُ ابْنُ جَرِيرٍ أَيْضًا عَنْ يَحْيَى بْنِ طَلْحَةَ الْيَرْبُوعِيِّ، عَنْ شَرِيكٍ، عَنْ عَبْدِ الْأَعْلَى، بِهِ مَرْفُوعًا 

Dan demikinlah yang di riwayatkan Ibnu Jarir juga, dari Yahya bin Thalhah Al-Yarbu'iyyu, dari Syarik, dari 'Abdil A'laa, dengannya secara marfu' 

وَلَكِنْ رَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ حُمَيْدٍ، عَنِ الْحَكَمِ بْنِ بَشِيرٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ المُلائِي، عَنْ عَبْدِ الْأَعْلَى، عَنْ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، فَوَقَفَهُ 

Dan tapi di riwayatkan Muhammad Bin Humaid, dari Al-Hakam Bin Basyir, daru Amr Bin Qoisy Al-Mulai, dari Abdil A'laa, dari Sa'id, dari Ibni Abbas, secara Mauquf 

وَعَنْ مُحَمَّدِ بْنِ حُمَيْدٍ، عَنْ جَرِيرٍ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ بَكْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ مِنْ قَوْلِهِ٬ فَاللَّهُ أَعْلَمُ 

Dan dari Muhammad Bin Humaid, dari Jabir, dari Laits, dari Bakr, dari Sa'id Bin Jubair, dari Ibni 'Abbas, dari perkataannya, Maka Allah lebih mengetahui 

وَقَالَ ابْنُ جَرِيرٍ : حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ العَنْبَرِي، حَدَّثَنَا حَبَّان بْنُ هِلَالٍ، حَدَّثَنَا سُهَيْلٌ أَخُو حَزْمٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عِمْرَانَ الجَوْني، عَنْ جُنْدب؛ أَنَّ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، قَالَ : 《 مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَقَدْ أَخْطَأَ 》 

Dan berkata Ibnu Jarir : Telah menceritakan kepada kami Al-'Abbas Bin 'Abdil 'Adzim Al-Anbari, telah menceritakan kepada kami Habban Bin Hilal, telah menceritakan kepada kami Suhail [ Saudara Hamz ], telah menceritakan kepada kami Abu 'Imran Al-Jauni, dari Junaid, bahwa Rasulullah saw bersabda : 《 Barangsiapa yang berkata mengenai dalam Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri, maka sungguh dia telah keliru 》 

وَقَدْ رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ أَبُو دَاوُدَ، وَالتِّرْمِذِي، وَالنَّسَائِي مِنْ حَدِيثْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي حَزْمٍ القُطَعِيُّ، وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ : غَرِيبٌ، وَقَدْ تَكَلَّمَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ فِي سُهَيْلٍ 

Dan sungguh Hadits ini di riwayatkan Abu Daud dan Tirmidzi dan An-Nasa'in, dari Hadits Suhail Bin Abi Hamz Al-Qutha'i dan berkata Tirmidzi : Hadits ini gharib dan sungguh berkata sebagian Ahli Ilmi tentang Suhail 

وَفِي لَفْظٍ لَهُمْ : 《 مَنْ قَالَ فِي كِتَابِ اللَّهِ بِرَأْيِهِ، فَأَصَابَ، فَقَدْ أَخْطَأَ 》 

Dan dalam lafadz yang lain : 《 Barangsiapa yang berkata mengenai dalam Kitabullah dengan pendapat sendiri, maka walaupun benar, maka ia telah keliru 》 

أَيْ : لِأَنَّهُ قَدْ تَكَلَّفَ مَا لَا عِلْمَ لَهُ بِهِ، وَسَلَكَ غَيْرَ مَا أُمِرَ بِهِ، فَلَوْ أَنَّهُ أَصَابَ الْمَعْنَى فِي نَفْسِ الْأَمْرِ لَكَانَ قَدْ أَخْطَأَ؛ لِأَنَّهُ لَمْ يَأْتِ الْأَمْرَ مِنْ بَابِهِ، كَمَنْ حَكَمَ بَيْنَ النَّاسِ عَلَى جَهْلٍ فَهُوَ فِي النَّارِ، وَإِنْ وَافَقَ حُكْمُهُ الصَّوَابَ فِي نَفْسِ الْأَمْرِ، لَكِنْ يَكُونُ أَخَفَّ جُرْمًا مِمَّنْ أَخْطَأَ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ 

Maksudnya : karena sesungguhnya barangkali memaksakan diri melakukan apa yang tidak ada pengetahuan kepadanya dengan menafsirkan Al-Qur'an dan dia telah menempuh selain apa yang di perintahkan dengannya, maka seandainya bahwa dia benar, maksudnya : dalam menyerapi perkara, bagaimanapun sungguh dia keliru, karena sesungguhnya tidak datang perintah dari katagori, seperti seseorang yang memutuskan hukum di antara manusia atas kebodohan, maka dia ada dalam neraka dan jika hukum yang di putuskannya sesuai dengan kebenaran dalam menyerapi perkara, tapi dosanya lebih ringan dari kejahatannya orang yang keliru 

وَهَكَذَا سَمَّى اللَّهُ القَذَفة كَاذِبِينَ 

Dan demikianlah Allah menamakan orang-orang yang melempar tuduhan zina adalah orang-orang pendusta 

فَقَالَ : ﴿ فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا بِالشُّهَدَاءِ فَأُولَئِكَ عِنْدَ اللَّهِ هُمُ الْكَاذِبُونَ ﴾ [النُّورِ : ١٣] 

Maka Firman Allah : ﴾ Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi, maka mereka itulah pada sisi Allah adalah orang-orang dusta ﴿. [QS. An-Nuur : 13] 

فَالْقَاذِفُ كَاذِبٌ، وَلَوْ كَانَ قَدْ قَذَفَ مَنْ زَنَى فِي نَفْسِ الْأَمْرِ؛ لِأَنَّهُ أَخْبَرَ بِمَا لَا يَحِلُّ لَهُ الْإِخْبَارُ بِهِ، وَلَوْ كَانَ أَخْبَرَ بِمَا يَعْلَمُ؛ لِأَنَّهُ تَكَلَّفَ مَا لَا عِلْمَ لَهُ بِهِ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ 

Maka orang yang melemparkan tuduhan zina adalah pendustan, walaupun dia sungguh melempar tuduhan pada orang yang berzina dalam menyerapi perkara, karena sesungguhnya dia telah mengabarkan dengan apa yang tidak di halalkan untuknya yang mengatakan dengannya, walaupun dia telah mengabarkan dengannya yang di ketahui, karena sesungguhnya memaksakan diri melakukan apa yang tidak ada pengetahuan untuknya dengannya. Dan Allah lebih mengetahui 

وَلِهَذَا تَحَرَّج جَمَاعَةٌ مِنَ السَّلَفِ عَنْ تَفْسِيرِ مَا لَا عِلْمَ لَهُمْ بِهِ، كَمَا رَوَى شُعْبَةُ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ، عَنْ أَبِي مَعْمَر، قَالَ : قَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّنِي وَأَيُّ سَمَاءٍ تُظِلُّنِي ؟ إِذَا قُلْتُ فِي كِتَابِ اللَّهِ مَا لَا أَعْلَمُ 

Dan karena ini, merasa keberatan segolongan dari Ulama' Salaf dari menafsirkan apa yang tidak di ketahui untuk mereka dengannya, sebagaimana yang di riwayatkan Syu'bah, dari Sulaiman, dari 'Abdillah Bin Murrah, dari Abi Ma'mar, ia berkata : berkata Abu Bakar Ash-Shiddiq ra : bumi siapakah tempat aku berpijak dan langit siapakah yang menaungiku ? jika aku mengatakan dalam Kitabullah tentang apa yang tidak di ketahui 

وَقَالَ أَبُو عُبَيْدٍ الْقَاسِمُ بْنُ سَلَّامٍ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ، عَنِ العَوَّام بْنِ حَوْشَب، عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِي؛ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصَّدِيقَ سُئِلَ عَنْ قَوْلِهِ : ﴿ وَفَاكِهَةً وَأَبًّا ﴾ [ عَبَسَ : ٣١ ] فَقَالَ : أَيُّ سَمَاءٍ تُظِلُّنِي، وَأَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّنِي ؟ إِذَا أَنَا قُلْتُ فِي كِتَابِ اللَّهِ مَا لَا أَعْلَمُ. مُنْقَطِعٌ 

Dan berkata Abu 'Ubaid Al-Qasim Bin Sallam : Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Yasid, dari Al-'Awwam Bin Hausyab, dari Ibrahim At-Taimi, bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq di tanya dari Firman-Nya Allah : ﴾ Dan buah-buahan dan rumput-rumputan ﴿. [ QS. 'Abasa : 31 ], maka Abu Bakar berkata : bumi siapakah tempat aku berpijak dan langit siapakah yang menaungiku ? jika aku mengatakan dalam Kitabullah tentang apa yang tidak di ketahui. Dan atsar ini derajad sanadnya Munqathi' 

وَقَالَ أَبُو عُبَيْدٍ أَيْضًا : حَدَّثَنَا يَزِيدُ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسٍ؛ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابْ قَرَأَ عَلَى الْمِنْبَرْ : 

Dan Abu 'Ubaid juga berkata : Telah menceritakan kepada kami Yazid, dari Humaid, dari Anas, bahwa 'Umar Bin Al-Khattab membaca di atas mimbar : 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 11


﴿ وَفَاكِهَةً وَأَبًّا ﴾ [ عَبَسَ: ٣١ ] فَقَالَ : هَذِهِ الْفَاكِهَةُ قَدْ عَرَفْنَاهَا، فَمَا الْأَبُّ ؟ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى نَفْسِهِ فَقَالَ : إِنَّ هَذَا لَهُوَ التَّكَلُّفُ يَا عُمَرُ 

﴾ Dan buah-buahan dan rumput-rumputan ﴿. [ QS. 'Abasa : 31 ] maka ia berkata : buah-buahan ini sungguh kami telah mengetahuinya, maka apa yang di maksud Al-Abbu ? kemudian 'Umar mengembalikan kepada dirinya sendiri, maka dia berkata : sesungguhnya ini suatu perbuatan yang di paksakan 

وَقَالَ عَبْد بْنُ حُمَيْد : حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ : كُنَّا عِنْدَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَفِي ظَهْرِ قَمِيصِهِ أَرْبَعُ رِقَاعٍ، فَقَرَأَ : ﴿ وَفَاكِهَةً وَأَبًّا ﴾ فَقَالَ : مَا الْأَبُّ ؟ ثُمَّ قَالَ : إِنَّ هَذَا لَهُوَ التَّكَلُّفُ فَمَا عَلَيْكَ أَلَّا تَدْرِيَهُ 

Dan berkata 'Abdu Bin Humaid : Telah menceritakan kepada kami Sulaiman Bin Harb, telah menceritakan kepada kami Hammad Bin Zaid, dari Tsabit, dari Anas, ia berkata : suatu ketika kami berada di dekat 'Umar Bin Al-Khattab ra dan di dalam dia nampak memakai kemejanya yang ada empat tambalan : maka dia membaca : ﴾ Dan buah-buahan dan rumput-rumputan ﴿, maka dia berkata : apa yang di maksud Al-Abbu ? kemudian dia berkata pada dirinya sendiri : sesungguhnya ini suatu perbuatan yang di paksakan, maka apakah berdosa atasmu apabila tidak mengetahuinya 

وَهَذَا كُلُّهُ مَحْمُولٌ عَلَى أَنَّهُمَا، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، إِنَّمَا أَرَادَا اسْتِكْشَافَ عِلْمِ كَيْفِيَّةِ الْأَبِّ، وَإِلَّا فَكَوْنُهُ نَبْتًا مِنَ الْأَرْضِ ظَاهِرٌ لَا يُجْهَلُ، لِقَوْلِهِ : ﴿ فَأَنْبَتْنَا فِيهَا حَبًّا ۞ وَعِنَبًا ﴾ الْآيَةَ [ عَبَسَ : ٢٧-٢٨ ] 

Dan semua riwayat ini bertahan lama atas di interpretasikan sesingguhnya kedua sahabat  tersebut, semoga Allah meridhai atas keduanya, sesungguhnya apa yang ingin memandu untuk mengetahui cara yang terkandung dalam Al-Abbi dan kecuali yang berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan baru tumbuh dari bumi yang sudah jelas dan tidak di ketahui, karena Firman-Nya Allah : ﴾ Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu * anggur dan sayur-sayuran ﴿. Al-Ayah. [ QS. 'Abasa : 27-28 ] 

وَقَالَ ابْنُ جَرِيرٍ : حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّة، عَنْ أَيُّوبَ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَة : أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ سُئِلَ عَنْ آيَةٍ لَوْ سُئِلَ عَنْهَا بَعْضُكُمْ لَقَالَ فِيهَا، فَأَبَى أَنْ يَقُولَ فِيهَا. إِسْنَادُهُ صَحِيحٌ 

Dan berkata Ibnu Jarir : Telah menceritakan kepada kaminYa'qub Bin Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Ulayyah, dari Ayyub, dari Ibnu Abi Mulaikah : bahwa Ibnu 'Abbas di tanya dari suatu ayat, seandainya di tanya darinya sebagian mereka, niscaya dia berkata di dalamnya, maka Ibnu 'Abbas menolak untuk mengatakan di dalamnya. Atsar derajat sanadnya Shahih 

وَقَالَ أَبُو عُبَيْدٍ : حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، قَالَ : سَأَلَ رَجُلٌ ابْنَ عَبَّاسٍ عَنْ ﴿ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ ﴾ [ السَّجْدَةِ : ٤ ] فَقَالَ لَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ : فَمَا ﴿ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ﴾ [ الْمَعَارِجِ : ٤ ] ؟ فَقَالَ لَهُ الرَّجُلُ : إِنَّمَا سَأَلْتُكَ لِتُحَدِّثَنِي. فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : هُمَا يَوْمَانِ ذَكَرَهُمَا اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ، اللَّهُ أَعْلَمُ بِهِمَا. فَكَرِهَ أَنْ يَقُولَ فِي كِتَابِ اللَّهِ مَا لَا يَعْلَمُ 

Dan berkata 'Ubaid : Telah menceritakan kepada kami Ismail Bin Ibrahim, dari Ayyub, dari Ibnu Abi Mulaikah, ia berkata : seorang laki-laki bertanya pada Ibnu 'Abbas dari Firman Allah : ﴾ Dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun ﴿. [ QS. As-Sajadah : 4 ], maka dia berkata kepadanya Ibnu 'Abbas : dalam apa ﴾ Dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun ﴿. [ QS. Al-Ma'arij : 4 ], maka seorang laki-laki  berkata kepadanya : sesungguhnya aku bertanya kepadamu agar kamu menceritakan kepadaku, maka Ibnu 'Abbas berkata : keduanya adalah dua hari yang di sebut keduanya oleh Allah Ta'ala dalam Kitabnya, Allah lebih mengetahui dengan keduanya. Ibnu 'Abbas menolaknya untuk mengatakan sesuatu dalam Kitabullah tentang apa yang tidak di ketahui 

وَقَالَ أَيْضًا ابْنُ جَرِيرٍ : حَدَّثَنِي يَعْقُوبُ٬ يَعْنِي : ابْنَ إِبْرَاهِيمَ٬ حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّة، عَنْ مَهْدي بْنِ مَيْمُونٍ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ مُسْلِمٍ، قَالَ : جَاءَ طَلْق بْنُ حَبِيبٍ إِلَى جُنْدُب بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، فَسَأَلَهُ عَنْ آيَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ ؟ فَقَالَ : أحرِّج عَلَيْكَ إِنْ كُنْتَ مُسْلِمًا إِلَّا مَا قُمْتَ عَنِّي، أَوْ قَالَ : أَنْ تُجَالِسَنِي 

Dan Ibnu Jarir juga berkata : Telah menceritakan kepadaku Ya'qub, Yakni : Ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Ulayyah, dari Mahdi Bin Maimun, darinAl-Walid Bin Muslim, dia berkata : suatu hari datang Thalq Bin Habib kepada Jundub 'Abdillah, maka dia bertanya kepadanya dari makna Ayat, dari Al-Qur'an ? maka Jundub berkata : aku minta keringanan atasmu, jika kamu seorang muslim, kecuali kamu tidak bangun dariku, atau dia berkata : jika kamu duduk denganku 

وَقَالَ مَالِكٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ : إِنَّهُ كَانَ إِذَا سُئِلَ عَنْ تَفْسِيرِ آيَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ، قَالَ : إِنَّا لَا نَقُولُ فِي الْقُرْآنِ شَيْئًا 

Dan berkata Malik, dari Yahya Bin Sa'id, dari Sa'id Bin Al-Musayyab : bahwasannya jika di tanya dari tafsir suatu Ayat dari Al-Qur'an, dia berkata : sesungguhnya kami tidak pernah mengatakan suatu pendapat dalam Al-Qur'an  

وَقَالَ اللَّيْثُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ : إِنَّهُ كَانَ لَا يَتَكَلَّمُ إِلَّا فِي الْمَعْلُومِ مِنَ الْقُرْآنِ 

Dan berkata Al-Laits, dari Yahya Bin Sa'id, dari Sa'id Bin Al-Musayyab : bahwasannya dia tidak berkata, kecuali dalam hal yang di ketahui dari Al-Qur'an 

وَقَالَ شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّة، قَالَ : سَأَلَ رَجُلٌ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ عَنْ آيَةِ مِنَ الْقُرْآنِ فَقَالَ : لاَ 

Dan berkata Syu'bah, dari Amr Bin Murrah, dia berkatab: ada seorang laki-laki bertanya pada Sa'id Bin Al-Musayyab, dari makna Ayat dari Al-Qur'an, maka Sa'id Bin Al-Musayyab berkata : janganlah 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 12 

تَسْأَلْنِي عَنِ الْقُرْآنِ، وَسَلْ مَنْ يَزْعُمُ أَنَّهُ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ مِنْهُ شَيْءٌ، يَعْنِي : عِكْرِمَةَ 

kamu bertanya kepadaku dari Al-Qur'an dan bertanyalah kepada orang yang dapat mempertahankan bahwa tidak menyembunyikan atasnya dari Al-Qur'an tentang sesuatu, yakni : 'Ikrimah 

وَقَالَ ابْنُ شَوْذَب : حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي يَزِيدَ، قَالَ : كُنَّا نَسْأَلُ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنِ الْحَلَالِ وَالْحَرَامِ، وَكَانَ أَعْلَمَ النَّاسِ، فَإِذَا سَأَلْنَاهُ عَنْ تَفْسِيرِ آيَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ سَكَتَ، كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْ 

Dan berkata Ibnu Syaudzab : Telah menceritakan kepadaku Yazid Bin Abi Yazid, dia berkata : kami pernah bertanya kepada Sa'id Bin Al-Musayyab, dari masalah Halal dan Haram dan dia adalah orang yang 'alim diantara manusia, maka jika kami menanyakannya dari tafsiran suatu Ayat dari Al-Qur'an, maka dia diam, seakan-akan tidak mendengar 

وَقَالَ ابْنُ جَرِيرٍ : حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّىُّ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، قَالَ : لَقَدْ أَدْرَكْتُ فُقَهَاءَ الْمَدِينَةِ، وَإِنَّهُمْ لِيُعَظِّمُوْنَ الْقَوْلَ فِي التَّفْسِيرِ، مِنْهُمْ : سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، وَالْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، وَسَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ، وَنَافِعٌ 

Dan berkata Ibnu Jarir : Telah menceritakan kepada kamiAhmad Bin 'Abdah Ad-Dabbi, telah menceritakan kepada kami Hammad Bin Zaid, telah menceritakan kepada kami 'Ubaidillah Bin 'Umar, dia berkata : sungguh aku ingin mengetahui para ahli fiqh Madinah dan sesungguhnya mereka menganggap dosa besar pada orang yang memperluas pendapat sendiri dalam menafsirkan Al-Qur'an, dari sebagian mereka : Salim Bin 'Abdillah dan Qasim Bin Muhammad dan Sa'id Bin Musayyab dan Nafi' 

وَقَالَ أَبُو عُبَيْدٍ : حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، عَنِ اللَّيْثِ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَة، قَالَ : مَا سَمِعْتُ أَبِي تَأوَّل آيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ قَطُّ 

Dan berkata Abu 'Ubaid : Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah Bin Shaleh, dari Al-Laits, dari Hisyam Bin 'Urwah, dia berkata : aku sama sekali belum mendengar ayahku menakwilkan suatu ayat dari Kitabullah 

وَقَالَ أَيُّوبُ، وَابْنُ عَوْنَ، وَهِشَامٌ الدَّسْتُوَائِي، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ : سَأَلْتُ عُبَيْدَةِ السَّلْمَانِيَّ، عَنْ آيَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ فَقَالَ : ذَهَبَ الَّذِينَ كَانُوا يَعْلَمُونَ فِيْمَ أُنْزِلَ الْقُرْآنُ ؟ فاتَّق اللَّهَ، وَعَلَيْكَ بِالسَّدَادِ 

Dan berkata Ayyub dan Ibnu 'Aun dan Hisyam Ad-Dastuwai, dari Muhammad Bin Sirin : aku bertanya pada 'Ubaidah As-Salmani tentang makna dari suatu Ayat dari Al-Qur'an, maka dia berkata : Orang-orang yang pergi untuk mengetahui dalam hal turunnya Al-Qur'an ? maka bertaqwalah kepada Allah dan atas kamu dengan memusatkan pada jalan yang lurus 

وَقَالَ أَبُو عُبَيْدٍ : حَدَّثَنَا مُعَاذٌ، عَنِ ابْنِ عَوْنٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُسْلِمِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ : إِذَا حَدَّثْتَ عَنِ اللَّهِ فَقِفْ، حَتَّى تَنْظُرَ مَا قَبْلَهُ وَمَا بَعْدَهُ 

Dan berkata Abu 'Ubaid : Telah menceritakan kepada kami Mu'adz, dari Ibnu 'Aun, dari 'Abdillah Bin Muslim Bin Yasar, dari ayahnya, dia berkata : jika kamu berbicara dari Kalamullah, maka berhentilah, sehingga kamu melihat apa yang sebelumnya dan apa yang setelahnya 

حَدَّثَنَا هُشَيْم، عَنْ مُغِيْرَةْ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ : كَانَ أَصْحَابُنَا يَتَّقُونَ التَّفْسِيرَ وَيَهَابُونَهُ 

Telah menceritakan kepada kami Husyaim, dari Mughirah, dari Ibrahim, dia berkata : ada teman-teman kami, telah menghindari menafsirkan Al-Qur'an dan merasa takut kepadanya 

وَقَالَ شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي السَّفْر، قَالَ : قَالَ الشَّعْبِيُّ : وَاللَّهِ مَا مِنْ آيَةٍ إِلَّا وَقَدْ سَأَلْتُ عَنْهَا، وَلَكِنَّهَا الرِّوَايَةُ عَنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ 

Dan berkata Syu'bah, dari 'Abdillah Bin Abi Syafar, dia berkata : Asy-Sya'bi berkata : Demi Allah, tidak ada dari satu Ayat, kecuali sungguh aku menanyakan dari maknanya, tapi jabawannya merupakan riwayat dari Allah Azza Wa Jallah 

وَقَالَ أَبُو عُبَيْدٍ : حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ مَسْرُوقٍ، قَالَ : اتَّقُوا التَّفْسِيرَ، فَإِنَّمَا هُوَ الرِّوَايَةُ عَنِ اللَّهِ 

Dan berkat 'Ubaid : Telah menceritakan kepada kami Husyaim, telah menceritakan kepada kami 'Umar Bin Abi Zaidah, dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dia berkata : hindarilah kalian menafsirkan Al-Qur'an, maka sesungguhnya tafsir adalah merupakan riwayat dari Allah yaitu dengan Al-Qur'an lagi 

فَهَذِهِ الْآثَارُ الصَّحِيحَةُ وَمَا شَاكَلَهَا عَنْ أَئِمَّةِ السَّلَفِ مَحْمُولَةٌ عَلَى تَحَرُّجِهِمْ عَنِ الْكَلَامِ فِي التَّفْسِيرِ بِمَا لَا عِلْمَ لَهُمْ بِهِ 

Maka Atsar ini adalah Shahih dan apa yang menyerupainya dari para Imam Ulama' Salaf bahwa akan membawa atas perbuatan mereka pada dosa besar dari berbicara dalam tafsir dengan apa yang tidak ada pengetahuan kepada mereka dengannya 

فَأَمَّا مَنْ تَكَلَّمَ بِمَا يَعْلَمُ مِنْ ذَلِكَ لُغَةً وَشَرْعًا، فَلَا حَرَجَ عَلَيْهِ؛ وَلِهَذَا رُوِيَ عَنْ هَؤُلَاءِ وَغَيْرِهِمْ أَقْوَالٌ فِي التَّفْسِيرِ، وَلَا مُنَافَاةَ؛ لِأَنَّهُمْ تَكَلَّمُوا فِيمَا عَلِمُوهُ، وَسَكَتُوا عَمَّا جَهِلُوهُ، وَهَذَا هُوَ الْوَاجِبُ عَلَى كُلِّ أَحَدٍ؛ فَإِنَّهُ كَمَا يَجِبُ السُّكُوتُ عَمَّا لَا عِلْمَ لَهُ بِهِ، فَكَذَلِكَ يَجِبُ الْقَوْلُ فِيْمَا 

Maka adapun orang berbicara dengan apa yang dia ketahui dari hal makna bahasa syar'i, maka tidak berdosa atasnya dan karena ini di riwayatkan dari mereka dan selain mereka berbagai pendapat dalam tafsir dan tidak kontroversi, karena mereka berbicara dalam apa yang di ketahuinya dan mereka diam tentang apa ketidaktahuannya dan ini adalah wajib atas setiap orang, maka sesungguhnya sebagaimana yang di wajibkan atas seseorang untuk diam tentang apa yang tidak di ketahui untuknya dengannya, maka seperti itu juga di wajibkan menjawab dalam apa 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 13

سُئِلَ عَنْهُ مِمَّا يَعْلَمُهُ 

yang dibtanyakan darinya tentang apa yang di ketahuinya 

لِقَوْلِهِ تَعَالَى : ﴿ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلا تَكْتُمُونَهُ ﴾ [ آلِ عِمْرَانَ : ١٨٧] 

Karena Firman-Nya Allah Ta'ala : ﴾ Hendaklah kamu menerangkan isi Kitab itu kepada manusia dan jangan kamu menyembunyikannya ﴿. [ QS. Al-Imran : 187 ] 

وَلِمَا جَاءَ فِي الْحَدِيثِ الْمَرْوِيِّ مِنْ طُرُقٍ : 《 مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ، ألْجِم يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ 》 

Dan karena apa yang datang dalam hadits yang di riwayatkan dari berbagai jalur : 《 barangsiapa yang di tanya dari satu ilmu, maka menyembunyikannya, niscaya Allah akan mengikatnya pada hari qiamat dengan tali dari api neraka 》 

فَأَمَّا الْحَدِيثُ الَّذِي رَوَاهُ أَبُو جَعْفَرِ بْنُ جَرِيرٍ : حَدَّثَنَا عَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدِ بْنِ عَثَمَةْ، حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الزُّبَيْرِيِّ، حَدَّثَنِي هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ : مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفَسِّرُ شَيْئًا مِنَ الْقُرْآنِ إِلَّا آيًا تُعِدُ، عَلَّمَهُنَّ إيَّاه جِبْرِيلُ، عَلَيْهِ السَّلَامُ. ثُمَّ رَوَاهُ عَنْ أَبِي بَكْرٍ مُحَمَّدِ بْنِ يَزِيدَ الْطَرَسُوسِيِّ، عَنْ مَعَنْ بْنِ عِيسَى، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ خَالِدٍ، عَنْ هِشَامٍ، بِهِ 

Maka adapun Hadits yang dibriwayatkan Abu Ja'far Bin Jarir : Telah menceritakan kepada kami 'Abbas Bin 'Abdil 'Adzim, telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Khalid Bin 'Atsamah, telah menceritakan kepada kami Ja'far Bin Muhammad Bin Az-Zubairi, telah menceritakan kepadaku Hisyam Bin 'Urwah, dari ayahnya, dari 'Aisyah, ia berkata : tidak ada Nabi saw menafsirkan sesuatu dari Al-Qur'an kecuali beberapa bilangan Ayat yang di ajarkan Malaikat Jibril as terhadapnya. Kemudian di riwayatkannya dari Abu Bakar Muhammad Bin Yazid Ath-Tharasusi, dari Ma'an Bin 'Isa, dari Ja'far Bin Khalid, dari Hisyam, dengan lafadz yang sama 

فَإِنَّهُ حَدِيثٌ مُنْكَرٌ غَرِيبٌ، وَجَعْفَرٌ هَذَا هُوَ ابْنُ مُحَمَّدِ بْنِ خَالِدِ بْنِ الزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ الْقُرَشِيُّ الزُّبَيْرِيُّ 

Maka sesungguhnya Hadits tersebut sanadnya Munkar dan Gharib dan Ja'far ini adalah Ibnu Muhammad Bin Khalid Bin Az-Zubair Bin Al-'Awwam Al-Qurasyi Az-Zubairi 

قَالَ الْبُخَارِيُّ : لَا يُتَابَعُ فِي حَدِيثِهِ، وَقَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْفَتْحِ الْأَزْدِيُّ : مُنْكَرُ الْحَدِيثِ 

Berkata Imam Bukhari : tidak melanjutkan dalam Hadits-nya dan berkata Al-Hafidz Abu Al-Fath Al-Azdi : Hadits tersebut Munkar 

وتكلَّم عَلَيْهِ الْإِمَامُ أَبُو جَعْفَرٍ بِمَا حَاصِلُهُ أَنَّ هَذِهِ الْآيَاتِ مِمَّا لَا يُعْلَمُ إِلَّا بِالتَّوْقِيفِ عَنِ اللَّهِ تَعَالَى، مِمَّا وَقَّفَهُ عَلَيْهَا جِبْرِيلُ. وَهَذَا تَأْوِيلٌ صَحِيحٌ لَوْ صَحَّ الْحَدِيثُ 

Dan berkata atasnya Al-Imam Abu Ja'far dengan apa yang di simpulkannya bahwa Ayat-ayat ini dari apa yang tidak di ketahui kecuali dengan pemberitahuan dari Allah Ta'ala dimana yang di lanjutkannya atasnya oleh Malaikat Jibril. Dan Takwil yang Shahih seandainya Hadits yang di maksud sanadnya Shahih 

فَإِنَّ مِنَ الْقُرْآنِ مَا اسْتَأْثَرَ اللَّهُ تَعَالَى بِعِلْمِهِ، وَمِنْهُ مَا يَعْلَمُهُ الْعُلَمَاءُ، وَمِنْهُ مَا تَعْلَمُهُ الْعَرَبُ مِنْ لُغَاتِهَا، وَمِنْهُ مَا لَا يُعْذَرُ أَحَدٌ فِي جَهْلِهِ، كَمَا صَرَّحَ بِذَلِكَ ابْنُ عَبَّاسٍ، فِيمَا قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا مُؤَمَّل، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ [ عَنِ الْأَعْرَجِ ] قَالَ : قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : التَّفْسِيرُ عَلَى أَرْبَعَةِ أَوْجُهٍ : وَجْهٌ تَعْرِفُهُ الْعَرَبُ مِنْ كَلَامِهَا، وَتَفْسِيرٌ لَا يُعْذَرُ أَحَدٌ بِجَهَالَتِهِ، وَتَفْسِيرٌ يَعْلَمُهُ الْعُلَمَاءُ، وَتَفْسِيرٌ لَا يَعْلَمُهُ إِلَّا اللَّهُ 

Maka sesungguhnya sebagian dari sebagian Al-Qur'an apa yang berhenti kepada Allah Ta'ala dengan pengetahuannya dan dari sebagian Al-Qur'an apa yang di ketahuinya oleh Ulama' dan dari sebagian Al-Qur'an apa yang di ketahuinya oleh orang Arab dari bahasanya dan dari sebagian Al-Qur'an apa yang tidak di ma'afkan seseorang dalam kebodohannya, sebagaimana yang di nyatakan dengan hal itu oleh Ibnu 'Abbas dalam apa yang di katakan oleh Ibnu Jarir : Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Basy-Syar, telah menceritakan kepada kami Muammal, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abi Az-Zinadi [ dari Al-A'raj ], dia berkata : Ibnu 'Abbas berkata : tafsir atas empat pandangan pendapat : pandangan pendapat yang di ketahui oleh orang Arab dari perkataannya dan tafsir yang tidak di ma'afkan seseorang dengan kebofohannya dan tafsir yang di ketahuinya oleh Ulama' dan tafsir yang tidak di ketahuinya kecuali oleh Allah 

قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ : وَقَدْ رُوِيَ نَحْوُهُ فِي حَدِيثٍ فِي إِسْنَادِهِ نَظَرٌ :
حَدَّثَنِي يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَنْبَأَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ : سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ الْحَارِثِ يُحَدِّثُ عَنِ الْكَلْبِيِّ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، مَوْلَى أُمِّ هَانِئٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم قَالَ : أُنْزِلَ الْقُرْآنُ عَلَى أَرْبَعَةِ أَحْرُفٍ : حَلَالٌ وَحَرَامٌ، لَا يُعْذَرُ أَحَدٌ بِالْجَهَالَةِ بِهِ. وَتَفْسِيرٌ تَفْسِرُهُ [ اَلْعَرَبِ، وَتَفْسِيْرُ 

Berkata Ibnu Jarir : dan sungguh di riwayatkan seumpanya dalam Hadits pada Sanadnya yang dinpertimbangkan : Telah menceritakan kepada saya Yunus Bin 'Abdil A'la Ash-Shodafi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dia berkata : aku mendengar Amr Bin Harits yang di ceritakan dari Al-Kalbi, dari Abi Shaleh Maula Ummu Hani' darib'Abdillah Bin 'Abbas : bahwa Rasulullah saw bersabda : Al-Qur'an di turunkan atas empat huruf : Halal dan Haram yang tidak di ma'afkan seseorang dengan kebodohan dengannyandan tafsir yang di ketahui tafsirannya [ orang Arab dan tafsir 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 14

تُفَسِّرُهُ ] الْعُلَمَاءُ. وَمُتَشَابِهٌ لَا يَعْلَمُهُ إِلَّا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ، وَمَنِ ادَّعَى عِلْمَهُ سِوَى اللَّهِ فَهُوَ كَاذِبٌ 

yang di tafsirkan Ulama' ] dan Mutasyabbihat yang tidak di ketahuinya kecuali Allah Azza Wa Jalla dan barangsiapa mengakui mengetahuinya yang Mutasyabbihat selain Allah, maka dia adalah berdusta 

وَالنَّظَرُ الَّذِي أَشَارَ إِلَيْهِ فِي إِسْنَادِهِ هُوَ مِنْ جِهَةِ مُحَمَّدِ بْنِ السَّائِبِ الْكَلْبِيِّ؛ فَإِنَّهُ مَتْرُوكُ الْحَدِيثِ؛ لَكِنْ قَدْ يَكُونُ إِنَّمَا وَهِمَ فِي رَفْعِهِ. وَلَعَلَّهُ مِنْ كَلَامِ ابْنِ عَبَّاسٍ، كَمَا تَقَدَّمَ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ 

Dan pertimbangan yang di isyaratkan kepadanya dalam sanadnya adalah dari segi Muhammad Bin As-Saib Al-Kalbi, Maka sesungguhnya Hadits tersebut adalah tidak terpakai, tapi sungguh adakalanya hadits itu Matruk dan sesungguhnya Haditsntersebut di duga dalam riwayat yang marfu' dan barangkalinya Hadits itu as adalah perkataan Ibnu 'Abbas, sebagaimana penjelasan yang telahnlalu. Dan Allah yang lebih mengetahui dengan yang sebenarnya 

TAFSIR IBNU KATSIR HALAMAN 15

Wallahu A'lam Bish-Showab